Gugus fungsi merupakan suatu senyawa yang berikatan dengan
senyawa lainnya. Dalam hal ini, gugus fungsi memiliki sifat dan kriteria
berikatan dengan senyawa hidrokarbon dan senywa halida yang memiliki
kereaktifan yang cukup tinggi.
Alkohol
Merupakan salah
satu senyawa turunan alkana yang paling sederhana dengan gugus fungsi –OH dan
Rumus umum CnH2n+2O. Penamaan alkohol secara IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry) umumnya dilakukan dengan mengubah
akhiran –a dari alkana menjadi –ol,
Contohnya : CH4 (metana) jika merupakan
alkohol maka menjadi CH3OH (metanol). Sedangkan penamaan
sederhananya yaitu alkil alkohol, dengan gugus R- sebagai alkil dan –OH sebagai
alkohol. Salah satu contohnya adalah CH3OH disebut juga metil (CH3-)
alkohol (-OH).
Contohnya adalah:
CHOH-CH2-CH2-CH3: 1-butanol
CH3-CHOH-CH2-CH3: 2-butanol
CHOH-CH-CH3-CH3: 2-metil-1-propanol
Uniknya,
istilah alkohol lebih umum dipakai untuk menyebut etanol/etil alkohol (C2H5OH)
daripada jenis-jenis alkohol lainnya (metanol, propanol, butanol, dsb).
Hal ini disebabkan karena etanol merupakan jenis alkohol yang paling
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan minuman
beralkohol maupun produk-produk sampingan yang dihasilkan oleh mikroorganisme
melalui proses yang disebut fermentasi.
Sifat Fisis : Umumnya
membentuk ikatan hidrogen dari gugus hidroksilnya (-OH),khususnya alkohol dengan rantai pendek (metanol dan etanol) memiliki sifat
polar yang disebabkan oleh gugus hidroksil (-OH) sehingga dapat larut dalam air
dan pelarut-pelarut organik, dan memiliki titik
didih yang relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa senyawa hidrokarbon
karena adanya ikatan hidrogen, yaitu 78oC. Sebagai perbandingan,
titik didih heksana adalah 69oC dan titik didih dietil eter adalah
34,6oC
Sifat Kimia : Gugus hidroksil pada alkohol merupakan gugus yang cukup reaktif. Hal ini
menyebabkan alkohol muda bereaksi dengan senyawa-senyawa lain.
Alkoksialkana
Termasuk juga
sering disebut alkoksialkana. Hal ini dikarenakan eter dianggap sebagai turunan
alkana dengan satu atom H alkana tersebut diganti oleh gugus alkoksi (-OR’).
Rumus umum eter adalah CnH2n+2O dengan struktur umum
R-O-R’. Penamaan eter secara IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) dilakukan dengan mengganti akhiran –a menjadi –oksi.
Contohnya : CH3-O-CH3 (C2H6O)
disebut metoksimetana. Sedangkan penamaan sederhananya yaitu alkil alkil eter,
dimana nama kedua gugus alkil diikuti dengan kata eter dalam 3 kata. Contohnya
seperti CH3-O-CH3 di atas, disebut sebagai dimetil eter.
Adapun CH3-CH2-O-CH3 disebut metil etil eter.
Sifat Fisis : Senyawa eter
dengan rantai C pendek berbentuk cair pada suhu kamar, Semakin panjang
rantai C suatu senyawa eter, maka titik didihnya akan semakin tinggi, namun
tetap relatif rendah dibandingkan alkohol dan Kurang polar
sehingga susah/tidak dapat larut dalam air. Pada suhu kamar, kelarutan eter
dalam air hanya 1,5%
Sifat Kimia : Eter mudah terbakar
membentuk gas karbon dioksida dan uap air, Secara umum
merupakan senyawa yang reaktifitasnya rendah, namun masih lebih tinggi
dibandingkan alkana
Tidak dapat
bereaksi dengan logam aktif dan Dapat bereaksi
dengan fosfor pentaklorida (PCl5) serta Dapat terurai oleh asam halida.
Aldehid atau
alkanal
Termasuk
senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi –CHO yang memiliki rumus umum CnH2nO.
Aldehid memiliki gugus karbonil, yaitu ikatan rangkap. Pada ikatan antara
karbon dan oksigen (C=O). Penamaan aldehid secara IUPAC umumnya dilakukan
dengan mengganti akhiran –a nama alkana menjadi –al.
Contohnya : CH2O disebut metanal dan C2H4O
disebut etanal. Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama aldehid
diturunkan dari nama asam karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran –at
menjadi aldehid tanpa kata asam. Contohnya adalah metanal (CH2O)
yang asam karboksilatnya berupa asam format, diberi nama menjadi formaldehid.
Demikian juga dengan asam asetat yang penamaannya menjadi asetaldehid,
dan seterusnya.
Contohnya lain
adalah:
H-CHO: metanal
= formaldehid
H3-CH2-CH2-CHO: butanal = butiraldehid
CH3-CH2-CH(CH3)-CH2-CHO: 3-metil-pentanal
Sifat Fisis : Aldehid
sederhana dapat larut dalam air. Formaldehid (metanal) dan asetaldehid (etanal)
dapat larut sempurna, Dapat
terdegradasi di udara melalui proses autooksidasi dan Bersifat
volatil/mudah menguap dengan bau khas sedikit apak
Sifat Kimia : Mudah mereduksi oksidator lemah, dan Ikatan rangkap
dari gugus karbonil dapat diadisi oleh gas hidrogen.
Keton atau
alkanon
Suatu senyawa
turunan alkana dengan gugus fungsi –C=O- yang memiliki rumus umum CnH2nO.
Sama seperti aldehid, keton juga memiliki guguskarbonil (C=O). Hanya saja,
gugus karbonil pada keton berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat
digunakan untuk membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus karbonil
lain seperti asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-senyawa
beroksigen lainnya. Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan
mengganti akhiran –a pada alkana menjadi –on.
Contohnya : propana menjadi propanon.
Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil
keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata
keton. Contohnya adalah CH3-CO-C2H5 disebut
metil etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut dimetil keton.
Contohnya
lainnya :
CH3-CO-C3H7:
2-pentanon = metil propil keton
CH3-CO-CH(CH3)-C2H5:
3-metil-2-pentanon = sekunderbutil-1-metil keton
CH3-CH(CH3)-CO-C2H5:
2-metil-3-pentanon = etil isopropil keton
Keton paling
sederhana adalah keton dengan 3 atom C, yaitu C3H6O,
diberi nama propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai aseton. Para
perempuan tentu tidak asing dengan nama aseton, karena merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan pada pembersih kuteks (nail polish remover).
Mengapa propanon adalah keton yang paling sederhana dan tidak ada keton dengan
jumlah atom C di bawah 3? Hal ini dikarenakan bentuk struktur keton yang khas.
1 atom C sudah berikatan dengan atom O membentuk gugus fungsi, sedangkan gugus
fungsi tersebut mengikat 2 atom C lagi, sehingga total atom C hanya 3.
Sifat Fisis : Bersifat polar
karena adanya gugus karbonil dan Lebih mudah
menguap dibandingkan alkohol dan asam karboksilat
Sifat Kimia : Merupakan
reduktor yang lebih lemah dari aldehid dan Dapat
menghasilkan alkohol sekunder.
Asam
karboksilat
Asam alkanoat adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi R–COOH dan rumus umum CnH2nO2.
Asam karboksilat ini termasuk dalam golongan asam organik dan merupakan
asam lemah. Secara IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry),
penamaan asam karboksilat dilakukan dengan mengganti akhiran –a dari alkana
menjadi –oat dan menambahkan awalan asam. Contohnya adalah alkana
menjadi asam alkanoat, metana menjadi asam metanoat, dan
butana menjadi asam butanoat. Secara umum, penamaan asam
karboksilat didasarkan pada sumber alami asam tersebut.
Contohnya : asam metanoat disebut sebagai asam formiat
(asam format) atau asam semut. Hal ini dikarenakan asam metanoat ditemukan pada
semut Formica rufa. Sedangkan contoh lain adalah asam butanoat yang
disebut sebagai asam butirat karena ditemukan pada mentega (butter).
Asam etanoat disebut sebagai asam asetat karena ditemukan pada cuka (asetum
= cuka dalam bahasa Latin).
Contoh lainnya
adalah :
CH3-COOH:
asam etanoat = asam metana karboksilat = asam asetat = asam cuka
CH3-CH2-COOH:
asam propanoat = asam etana karboksilat = asam propionat
CH3-CH2-CH2-COOH:
asam 3-metil butanoat = asam 2-metil-1-propana karboksilat = asam isopentanoat
= asam isovalerat.
Sifat Fisis : Titik didihnya
cukup tinggi karena adanya ikatan hidrogen dengan berat molekul yang besar dan Memiliki nilai
pKa (tetapan asam) kecil
Sifat Kimia : Dapat mengalami
reaksi penetralan, Dapat mengalami
reaksi pengesteran
Reaksi-reaksi
senyawa asam karboksilat:
Penetralan
Asam
karboksilat dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium
atau kalium dari asam karboksilat dikenal sebagai sabun, dimana sabun natrium
disebut sebagai sabun keras (contohnya natrium stearat NaC17H35COO),
dan sabun kalium disebut sebagai sabun lunak (contohnya kalium stearat KC17H35COO).
Larutan garam natrium dan kalium ini dapat mengalami hidrolisis parsial dan
memiliki sifat basa. Adapun reaksinya adalah:
CH3COOH + NaOH
→ NaCH3COO + H2O
Pengesteran
Asam
karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Ester adalah suatu
senyawa turunan alkana yang memiliki bau harum. Contoh reaksi pengesteran
adalah dengan menambahkan etanol dan asam sulfat pekat ke dalam asam asetat.
Kegunaan asam
karboksilat:
1. Asam format /
asam semut
Asam format
banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan perkebunan karet
untuk menggumpalkan lateks. Asam format memiliki karakteristik tidak berwarna,
berbau tajam, mudah larut dalam air, alkohol, dan eter. Asam format dapat
mereduksi perak nitrat dalam suasana netral.
2. Asam asetat /
asam cuka
Dapat digunakan
untuk bahan masakan dalam kadar 20-25%. Asam asetat juga merupakan salah satu
bahan baku pembuatan nata de coco.
3. Asam sitrat
Asam sitrat
digunakan untuk pengawet, contohnya untuk pengawet buah kaleng.
Ester atau
alkil alkanoat
Senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan
rumus umum CnH2nO2. Ester merupakan salah
satu senyawa yang istimewa karena
Dapat ditemukan
baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang harum
sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi
nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada atom O
(gugus R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-R
Adapun rumusan
penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
Rantai induk
adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
Penomoran
dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.
Contoh:
CH3-CH2-COO-CH2-CH3:
etil propanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3:
metil pentanoat
CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3:
2-metil propil propanoat
Sifat Fisis : Lebih polar
dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol, Semakin panjang
rantainya, ester semakin tidak larut dalam air, Dalam ikatan
hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan
sebagai donor hidrogen, Lebih volatil
dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama
Sifat Kimia : Dapat mengalami
hidrolisi, Dapat mengalami
reaksi penyabunan
Reaksi-reaksi
ester:
Hidrolisis
Ester
terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi
hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan
ester. Adapun reaksinya dapat ditulis sebagai:
CH3-COO-C2H5 +
H2O → CH3COOH + C2H5OH
Saponifikasi /
penyabunan
Ester, khususnya
ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH
menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan. Hasil
samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan
jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan,
yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga
golongan tersebut:
Ester
buah-buahan
Ester dari asam
karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester dengan
10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang
mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di
buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan.
Contohnya adalah: Etil format
beraroma rum, Isopentil
asetat beraroma pisang, Etil butirat
beraroma nanas, Metil salisilat
beraroma sarsaparila, Propil asetat
beraroma pir
n-Oktil asetat
beraroma jeruk manis, Metil butirat
beraroma apel.
Lilin
Lilin
atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang
dengan alkohol berantai panjang juga.
Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:
Lilin lebah
dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69
Spermacet dari
rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33
Carnacauba dari
daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65
Namun perlu
diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai
ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon
parafin, bukan ester.
Lemak dan
minyak
Lemak merupakan
ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak merupakan
salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun contoh
lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan
minyak kelapa. Yang membedakan lemak dan minyak, Lemak pada suhu kamar
memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber
dari hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.