POLARIZABILITAS
Pengertian polarizabilitas
tentulah berbeda dengan polarisasi. Maka, dalam materi ini akan dijelaskan apa
yang dimaksud dengan polarizabilitas dan bagaimana proses terjaadinya dan
terbentuknya.
Polarizabilitas merupakan
kemudahan suatu molekul untuk dapat mengalami polarisasi dan adanya interaksi
yang terjadi melibatkan terjadinya antara gaya van der waals. Gaya van der
waals itu sendiri juga dilibatkan dalam reaksi polarizabilitas ini. Namun, keadaan gaya van der waals yang harus dijaga dalam
suatu senyawa organik.
Peristiwa yang terjadi pada proses polarizabilitas adalah :
- Mengendalikan kelarutan suatu senyawa .
- Menjaga keaktifan senyawa.
- Mengendalikan hasil samping dari hasil reaksi agar lebih stabil.
Contoh :
AgCI Ksp = Ksp = 1,5. 10-16 AgI Ksp = 1,8. 10-10
Dengan
demikian, pada AgCl Ksp = 1,8. 10-10dan
AgI Ksp = 1,5. 10-16 . Dapat
mengetahui bahwa kelarutan akan sebanding dengan Ksp suatu senyawa. Jadi
kelarutan AgCl akan lebih besar dari AgI, hal ini juga dapat kalian lihat dari
gambar kedua larutan itu. Akan terlihat AgI memiliki endapan yg lebih banyak,
ini menandakan bahwa kelarutan AgI kecil sehingga mudah terbentuk endapan. Semua ini dapat terjadi karena adanya gaya polarizabilitas yang mendorong terbentuknya endapan dan melarut.
Selain itu juga, polarizabilitas dapat terjadi karena dipengaruhi pemberian senyawa polar maupun non polar pada suatu larutan. Senyawa polar adalah senyawa yang merupakan momen
dipol lebih besar dari pada nol karena molekul yang menyusun adalah molekul
yang tidak sejenis dan memiliki perbedaan keelektronegatifan
serta mempunyai struktur bangun asimetris. Sedangkan Senyawa non-polar adalah senyawa yang mempunyai momen
dipol sama dengan nol. Hal ini dikarenakan molekul yang mempunyai atom
sejenis atau molekul tidak sejenis tetapi rumus bangunnya berbentuk simetris,
sehingga tidak ada kecenderungan titik berat elektron menuju salah satu
molekul.
Ikatan yang terjadi pada pelarut organik adalah ikatan
kovalen, sehingga apabila dipanaskan secara langsung akan berakibat mudah
putusnya ikatan antara karbon. Pemutusan ikatan tersebut dapat menyebabkan
senyawa organik itu mudah terbakar dan mudah rusak, sehingga tidak dapat
digunakan lagi karena terjadi perubahan bentuk molekul senyawa.
Ini juga terjadi pada polarizabilitas berdasarkan strukturnya kepolaran pelarut dapat
dikelompokkan :
Pelarut polar : air, metanol
dan etanol
Pelarut non-polar : benzena,
sikloheksana, n-heksana dan kloroform.
Dengan penambahan pelarut yang berbeda diharapkan akan didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor-faktor yang lain mempengaruhi kelarutan juga didukung dengan adanya:
- Ketetapan dielektrik, yaitu nisbah gaya yang bekerja antara dua muatan itu dalam pelarut.
- Dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen. Adanya ikatan hidrogen membuat kelarutan zat semakin besar.
- Panjang rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbonnya, akan semakin kecil kelarutannya.
- Kemiripan struktur. Zat akan mudah larut jika memiliki kemiripan struktur.
- Jenis zat terlarut. Tiap zat mempunyai kelarutan masing-masing pada suatu pelarut umumnya semua asam mudah larut dalam air kecuali beberapa asam saja yang sulit larut.
- Jenis zat pelarut. Zat terlarut dibedakan atas pelarut polar adan nonpolar.
- Suhu. Kelarutan akan semakin besar pada suhu tinggi. Oleh karena itu kelarutan diukur pada keadaan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=hasil+samping+reaksi&biw=1207&bih=558&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjZ-9LCyu3QAhXLNo8KHTAmCssQ_AUIBygC#tbm=isch&q=senyawa+polar&imgrc=IFowboZEIea2lM%3A
http://www.pelajaransekolahonline.com/2016/06/faktor-faktor-yang-memengaruhi-kelarutan.html
https://fitrimarwaningsih.wordpress.com/2012/12/09/senyawa-polar-dan-non-polar/